Monday 6 October 2014

Think out of the box





Kata-kata ini singkat, tetapi menurut saya memiliki makna yang sangat luas. “Think out of the box”, maksudnya cara berpikir kita yang berbeda dari yang lainnya, diluar rutinitas yang dilakukan, berpikir diluar dari yang umumnya.




Lalu bagaimana kita dapat mempunyai pikiran seperti itu? Menurut saya, kita harus berpikir kreatif!! Harus berani melakukan sesuatu yang berbeda, dengan demikian kita akan menciptakan sesuatu yang berbeda dibandingkan orang lain, memiliki nilai yang lebih.

Apapun bidang yang kita sukai, dengan berpikir seperti ini akan membuat kita lebih maju dibanding orang lain.
Contohnya saja yang ada disekitar kita ini, yaitu ‘barang antik’. Biasanya barang antik sangat mahal, kenapa? Ya karena barang tersebut berbeda, mempunyai keunikan tersendiri, bernilai seni yang berbeda dari biasanya. Pada perusahaan-perusahaan sekarang ini juga mencari orang-orang seperti itu, misalnya untuk bagian pemasaran, maka kita harus mencari cara untuk menarik pelanggan yang merupakan aset utama dalam suatu bisnis.Bagaimana caranya? Memberikan brosur? sudah biasa, memberikan bonus di dalam kemasan? bisa saja tapi sudah banyak yang melakukan hal itu. Seseorang yang “think out of the box” mampu untuk mengimplementasikan sesuatu yang biasa tersebut menjadi LUAR BIASA!!!!!


Contoh simple aja, misalnya ada yang bertanya “SAPI dibalik jadi IPAS, UBI dibalik jadi IBU, SUSU dibalik jadi apa?” Kebanyakan orang bisa menjawabnya “USUS”. Tetapi coba kita telusuri lagi. Apakah pada pertanyaan tersebut terdapat batasan bahwa kata-katanya lah yang dibalik?? Tentu TIDAK. Bisa saja jawabannya adalah “TUMPAH, karena ya kalo susu diballik kan emang tumpah.. :p
Contoh lainnya lagi misalnya ada pertanyaan, “1+1 berapa?”. Pasti banyak yang menjawab 2, tidak terkecuali Anda bukan? Jika saya menyebutkan salah, maka bisa saja beberapa orang akan menganggap saja ini bego. Tetapi coba kita pelajari lebih dalam lagi. Untuk bilangan desimal, “1+1 memang jawabannya 2″, tetapi apabila kita beranggapan bahwa angka tersebut adalah angka biner, maka “1+1 adalah 11″. Kedua contoh tersebut hanya untuk memberikan pemahaman mengenai batasan yang dibuat oleh pemikiran kita sendiri.


Contoh lain lagi. “Apabila Anda diberikan uang sebesar Rp 1.000, dan Anda diminta untuk memenuhi satu ruangan kosong yang berukuran 4x5m. Apa yang akan Anda lakukan?” Nah untuk soal ini, kebanyakan berpikir barang apa yang besar, murah, bisa memenuhi satu ruangan hanya dengan seribu rupiah?? Coba saya kasih pilihan bantuan.

a. kertas
b. kapas
c. pasir
d. air
Mana yang Anda pilih?? Coba pikirkan apa alasannya…
Menurut saya, semua dari pilihan bantuan yang saya berikan tidak ada yang dapat memenuhi ruangan itu. Kenapa? karena ruangan tersebut tidak sepenuhnya terisi oleh kertas, kapas, pasir, maupun air. Masih ada bagian yang kosong, terdapat ruang hampa, maksudnya walaupun semuanya dapat memenuhi bagian dasar ruangan, tetapi tidak dapat memenuhi satu ruangan. Mungkin ada yang berpikiran saya curang, karena memberikan pilihan yang salah semua, tetapi coba amati lagi, saya hanya menuliskan bahwa saya akan mencoba memberikan pilihan BANTUAN, jadi belum tentu benar bukan? Kita memang terbiasa untuk memilih jawaban yang disediakan, tetapi cobalah untuk menganalisa apakah semua pilihan tersebut benar dan carilah jawaban terbaik. Untuk contoh soal ini, saya lebih memilih lilin, karena ketika kita menyalakan lilin, maka cahayanya akan memenuhi satu ruangan.






Cara berpikir di luar kotak pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Inggris Henry Ernest Dudeney lewat sebuah teka teki yang ia ciptakan. Selain Henry, Edward de Bono juga mengartikan cara berpikir di luar kotak sebagai cara berpikir lateral. Ia berkata “Seseorang tidak dapat menggali lubang di tempat yang berbeda dengan menggali lebih dalam lubang yang sama.” Ini memiliki arti bahwa seseorang tidak akan menemukan hal yang baru, hal yang tidak pernah ditemui dan dialami sebelumnya jika masih berada pada cara pemikiran yang sama. Seseorang harus berani mengambil keputusan untuk keluar dari ‘kotak’ tersebut, zona aman yang dimiliki, maka barulah hal-hal baru, inovasipengalaman, dan keberhasilan baru yang tidak terbayangkan bisa menghampiri diri seseorang.


Agar dapat “Think out of the box”, kita jangan membuat batasan-batasan tertentu lagi dalam pikiran kita, hilangkan semua itu dan ciptakanlah pengalaman sebanyak mungkin karena pengalaman adalah guru yang paling berharga. Jangan takut Anda dianggap aneh karena berbeda, tetapi jadikanlah perbedaan itu menjadi hal unik yang sangat berharga di mata orang lain.


Satu hal yang paling sering dipertanyakan banyak orang adalah bagaimana caranya untuk bisa berpikir di luar kotak.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk mampu berpikir di luar kotak dan akhirnya menemukan suatu hal yang baru dan berbeda dari apa yang pernah dialami dan diterima orang kebanyakan.


Keluar dari zona aman. Setiap orang cenderung menikmati dan terbuai akan zona aman yang sudah dimilikinya pada saat ini, namun itu akan menjadi penghalang dari sebuah inovasi. Karena pada saat seseorang menikmati posisinya di dalam kotak yang ia anggap sudah sangat nyaman, ia tidak akan pernah bisa melihat adanya peluang di luar sana untuk menemukan suatu terobosan baru atau sebuah peningkatan atas level hidupnya. Maka itu jika seseorang ingin bisa melihat dan berpikir di luar kebiasaan dan kerangka masalah yang ada, beranikan diri untuk keluar dari zona aman.

Tinggalkan keraguan. Seringkali keraguan berhasil membuat seseorang kembali berpikir di dalam kotak, karena adanya keraguan apakah hal-hal yang ada di luar kotak itu benar akan membawa peningkatan dalam kehidupan, apakah hal-hal di luar kotak bisa memberikan suatu inovasi baru dalam pekerjaan. Keragu-raguan itu harus ditinggalkan, sebab perlu diketahui bahwa tidak ada satupun hal di dunia ini yang tidak memiliki resiko. Jika seseorang ingin mengalami peningkatan dan terobosan dalam hidup, maka selain mulai keluar dari zona aman tersebut, yakinlah untuk memanjat kotak tersebut, dan segeralah keluar dari dalamnya, maka hal-hal baru yang tidak pernah terbayangkan akan ditemui.


Dengarkan orang lain, terbuka, dan menerima. Orang-orang yang berpikir di dalam kotak adalah orang-orang yang tidak pernah mau menerima ide-ide yang bermunculan di sekitarnya. Mereka selalu memandang ide-ide tersebut tidak akan bekerja. Oleh karena itu, seorang yang mau untuk berpikir di luar kotak harus memiliki kerendahan hati untuk membuka dirinya, menerima pendapat dan ide-ide dari orang lain, kemudian mengolah nya dengan cara-cara di luar kerangka berpikir yang pada umumnya.


Keterbukaan untuk melakukan hal yang berbeda,dan melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda.
Albert Einstein mengatakan :

Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan cara-cara yang sama.
Sebuah contoh yang bagus tentang berpikir di luar kotak berasal dari dunia olahraga. Pada tahun 1968, seorang atlet lompat tinggi bernama Dick Fosbury melompat lebih tinggi di atas mistar daripada siapa pun sebelumnya. SebelumFosbury Flop, cara melompat mistar adalah menjaga agar tubuh sejajar  ke mistar. Fosbury menetapkan rekor dunia dengan memutar punggungnya di atas mistar dan membalik ke belakang. Fosbury Flop masih banyak digunakan dalam lompat tinggi hingga saat ini.



Oleh karena itu kemampuan berpikir di luar kotak dibutuhkan, perlu ada keterbukaan untuk berani melakukan cara yang berbeda pada suatu hal dan melakukan hal-hal yang berbeda dari rutinitas dan kebiasaan yang ada.


“THINK SMART, THINK DIFFERENT, THINK OUT OF THE BOX"





*diolah dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment